Tulisan ini terinspirasi dari homili Romo pada hari Sabtu tanggal 4 Februari 2012 di Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran Bantul Yogyakarta.
Pada misa tersebut :
Bacaan I diambil dari kitab Ayub 7:1-4.6-7 yang berisi tentang kegelisahan Ayub dalam menghadapi penderitaan hidupnya.
Bacaan II diambil dari surat pertama rasul paulus kepada jemaat di korintus 1 Korintus 9:16-19.22-23 yang berisi tentang semangat paulus untuk memberitakan Injil yang walaupun tidak mendapat upah bahkan tak jarang justru mendapatkan penderitaan tetapi paulus tetap bersemangat .
Bacaan Injil diambil dari markus 1:29-39 yang berisi tentang Yesus yang menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam penyakit.
Isi Homili Romo (dengan beberapa penambahan dan improvisasi dari penulis) dari ketiga bacaan misa tersebut dapat kita lihat ada 3 tipe orang dalam menghadapi penderitaan,yaitu :
1.Tipe Pesimis seperti Ayub pada bacaan I. Pada mulanya Ayub adalah orang yang sangat bahagia karena meiliki segalanya. tetapi pada suatu hari Ayub kehilangan segalanya bahkan tubuhnya dipenuhi borok yang busuk sampai-sampai membuat Ayub menjadi selalu dicekam oleh kegelisahan dan menjadi putus asa. Dalam menghadapi penderitaannya, Ayub merasa pesimis dan selalu dilanda ketakutan dan kegelisahan.
Sebetulnya, yang membuat penderitaan semakin berat adalah rasa takut dan gelisah karena perasaan tersebut justru akan membuat hidup kita menjadi tidak tenang. sebagai contoh, jika seseorang patah hati karena ditinggalkan pasangannya terus orang tersebut terus-terusan meratapi dirinya, orang tersebut justru akan menjadi semakin tersiksa, tidak hanya tersiksa karena patah hati tetapi juga tersiksa karena ratapan-ratapannya sendiri.
2.Tipe Optimis seperti Rasul Paulus pada bacaan II. paulus selalu optimis dan bersemangat. Dalam bacaan ini terlihat optimisme dan semangat paulus dalam mewartakan Injil. Walaupun paulus tidak memperoleh upah (justru malah dia harus keluar banyak tenaga, dan bahkan harus bekerja untuk membiayai sendiri perjalanannya dalam mewartakan Injil) tetapi paulus terlihat sangat bersemangat dan menikmati proses pewartaan Injil tersebut karena dia merasa "penderitaannya" tersebut dapat membahagiakan dan menyelamatkan banyak orang.
Contoh kasus, jika seseorang patah hati (maaf contohnya tentang patah hati lagi karena saat ini penulis sedang patah hati,hehehe..) sebaiknya tetap optimis dalam menghadapinya yaitu dengan tidak meratapi penderitaannya, anggap saja patah hati tersebut seperti bencana alam sehingga tidak perlu menyalahkan siapa pun, fokuslah untuk bisa bangkit menatap masa depan. Berusahalah untuk merelakannya berbahagia walaupun menyakitkan tapi setidaknya kita tidak merasa terbebani.
3.Tipe Realistis seperti Yesus pada bacaan Injil. Dalam bacaan Injil ini, Yesus bersikap realistis dalam menghadapi penderitaan. Yesus bersikap realistis dengan mencari orang-orang yang menderita bermacam-macam penyakit dan yang kerasukan setan kemudian menyembuhkan serta menguatkan iman orang-orang tersebut dengan perwartaan Injil.
Percayalah Tuhan akan selalu realistis dalam mencobai manusia dengan penderitaan. Tuhan pasti memberikan penderitaan bukan untuk membuat manusia menjadi lemah tetapi justru membuat manusia menjadi lebih kuat. Satu hal lagi yang perlu diingat, Tuhan tak pernah meninggalkan umat-Nya yang sedang menderita tetapi Tuhan justru mencari orang-orang yang menderita seperti Yesus yang mencari orang-orang yang menderita untuk menyembuhkan dan menguatkan imannya.
Akhir kata, semoga tulisan ini bisa berguna bagi kita semua. Amin.
Pada misa tersebut :
Bacaan I diambil dari kitab Ayub 7:1-4.6-7 yang berisi tentang kegelisahan Ayub dalam menghadapi penderitaan hidupnya.
Bacaan II diambil dari surat pertama rasul paulus kepada jemaat di korintus 1 Korintus 9:16-19.22-23 yang berisi tentang semangat paulus untuk memberitakan Injil yang walaupun tidak mendapat upah bahkan tak jarang justru mendapatkan penderitaan tetapi paulus tetap bersemangat .
Bacaan Injil diambil dari markus 1:29-39 yang berisi tentang Yesus yang menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam penyakit.
Isi Homili Romo (dengan beberapa penambahan dan improvisasi dari penulis) dari ketiga bacaan misa tersebut dapat kita lihat ada 3 tipe orang dalam menghadapi penderitaan,yaitu :
1.Tipe Pesimis seperti Ayub pada bacaan I. Pada mulanya Ayub adalah orang yang sangat bahagia karena meiliki segalanya. tetapi pada suatu hari Ayub kehilangan segalanya bahkan tubuhnya dipenuhi borok yang busuk sampai-sampai membuat Ayub menjadi selalu dicekam oleh kegelisahan dan menjadi putus asa. Dalam menghadapi penderitaannya, Ayub merasa pesimis dan selalu dilanda ketakutan dan kegelisahan.
Sebetulnya, yang membuat penderitaan semakin berat adalah rasa takut dan gelisah karena perasaan tersebut justru akan membuat hidup kita menjadi tidak tenang. sebagai contoh, jika seseorang patah hati karena ditinggalkan pasangannya terus orang tersebut terus-terusan meratapi dirinya, orang tersebut justru akan menjadi semakin tersiksa, tidak hanya tersiksa karena patah hati tetapi juga tersiksa karena ratapan-ratapannya sendiri.
2.Tipe Optimis seperti Rasul Paulus pada bacaan II. paulus selalu optimis dan bersemangat. Dalam bacaan ini terlihat optimisme dan semangat paulus dalam mewartakan Injil. Walaupun paulus tidak memperoleh upah (justru malah dia harus keluar banyak tenaga, dan bahkan harus bekerja untuk membiayai sendiri perjalanannya dalam mewartakan Injil) tetapi paulus terlihat sangat bersemangat dan menikmati proses pewartaan Injil tersebut karena dia merasa "penderitaannya" tersebut dapat membahagiakan dan menyelamatkan banyak orang.
Contoh kasus, jika seseorang patah hati (maaf contohnya tentang patah hati lagi karena saat ini penulis sedang patah hati,hehehe..) sebaiknya tetap optimis dalam menghadapinya yaitu dengan tidak meratapi penderitaannya, anggap saja patah hati tersebut seperti bencana alam sehingga tidak perlu menyalahkan siapa pun, fokuslah untuk bisa bangkit menatap masa depan. Berusahalah untuk merelakannya berbahagia walaupun menyakitkan tapi setidaknya kita tidak merasa terbebani.
3.Tipe Realistis seperti Yesus pada bacaan Injil. Dalam bacaan Injil ini, Yesus bersikap realistis dalam menghadapi penderitaan. Yesus bersikap realistis dengan mencari orang-orang yang menderita bermacam-macam penyakit dan yang kerasukan setan kemudian menyembuhkan serta menguatkan iman orang-orang tersebut dengan perwartaan Injil.
Percayalah Tuhan akan selalu realistis dalam mencobai manusia dengan penderitaan. Tuhan pasti memberikan penderitaan bukan untuk membuat manusia menjadi lemah tetapi justru membuat manusia menjadi lebih kuat. Satu hal lagi yang perlu diingat, Tuhan tak pernah meninggalkan umat-Nya yang sedang menderita tetapi Tuhan justru mencari orang-orang yang menderita seperti Yesus yang mencari orang-orang yang menderita untuk menyembuhkan dan menguatkan imannya.
Akhir kata, semoga tulisan ini bisa berguna bagi kita semua. Amin.
No comments:
Post a Comment