Pada hari minggu tanggal 13 mei
2012 penulis mengikuti misa di Gereja Santo Arnoldus Bekasi. Pada misa kali
ini, Romo membahas mengenai isi Injil misa minggu ini mengenai wasiat terakhir
Yesus saat perjamuan terakhir. Dalam
bacaan Injil minggu ini, Yesus memberi wasiat terakhir kepada murid-murid-Nya
untuk selalu saling mengasihi satu sama lain.
Sebelum membahas lebih dalam
mengenai isi Injil tersebut, romo menceritakan sebuah cerita mengenai
pengalamannya dalam memberikan sakramen pengurapan orang sakit. Pada suatu
waktu, romo diundang oleh suatu keluarga untuk mmemberikan sakramen pengurapan
orang sakit kepada bapak dari keluarga tersebut yang sedang sekarat sakit
keras. Dalam peristiwa tersebut, istri dan anak-anaknya (5 orang) dikumpulkan
untuk mendampingi saat-saat terakhirnya. Beberapa saat setelah diberi sakramen
minyak suci, akhirnya bapak tersebut meninggal. Sebelum bapak itu meninggal,
beliau menyampaikan pesan terakhir kepada anak-anaknya yaitu agar supaya
anak-anaknyaa bisa saling memaafkan serta bisa hidup rukun dan saling mengasihi
satu sama lain karena sang bapak ini tahu kalau anak-anaknya selama ini tidak
bisa rukun bahkan ada yang sudah lama tidak bertegur sapa satu sama lain.
Haruskah perintah bapak tersebut dilaksanakan? Jawabannya adalah harus karena
perintah tersebut memiliki tujuan yang baik dan pula itu adalah wasiat terakhir
bapak tersebut sebelum meninggal jadi mau tidak mau anak-anak-Nya tersebut
harus melaksanakannya kalau tidak ingin kualat.
Kembali ke Injil misa minggu ini,
Yesus memberikan wasiat terakhir-Nya kepada kita melalui murid-murid-Nya agar
supaya kita saling mengasihi satu sama lain. haruskah kita melaksanakannya?
haruslah pastinya, kenapa harus? Karena pertama, itu adalah perintah yang
sangat baik. Kedua, santo Yohanes dalam bacaan kedua mengatakan bahwa orang
yang tidak mau mengasihi sesamanya manusia, dia bukan pengikut Kristus. Dan
alasan ketiga adalah karena kita tidak mau kualat karena tidak melaksanakan
wasiat terakhir Yesus tersebut. Akan tetapi dalam kenyataannya masih banyak
orang2 kristiani yang belum mampu dan mau melaksanakannya karena berbagai hal
seperti karena lebih takut pada atasan, karena tidak bisa melupakan dendam,
karena takut gengsi,dll.
Romo kembali menceritakan sebuah
cerita, kali ini mengenai bunda Teresa dari Calcutta India yang seumur hidupnya
mendedikasikan dirinya untuk membantu orang- orang miskin dan tersingkir. Pada
suatu waktu, bunda Teresa didatangi oleh sepasang suami istri. Dilihat dari
penampilannya, pasangan suami istri tersebut sepertinya berasal dari keluarga
yang kaya. Pasangan suami istri tersebut memberikan sejumlah besar uang kepada
bunda Teresa untuk membantu orang-orang miskin dan tersingkir. Sebelum menerima
uang tersebut, bunda Teresa bertanya pada pasutri tersebut, "darimanakah
kalian mendapat uang sebanyak ini?" Lalu merekapun mengatakan bahwa
sesungguhnya uang tersebut adalah uang yang telah mereka kumpulkan untuk
mengadakan pesta pernikahan tetapi pada akhirnya uang tersebut tidak jadi
terpakai karena pasutri tersebut lebih memilih mengadakan pernikahan yang
sederhana tanpa pesta besar-besaran. Mereka ingin berbagi dengan orang-orang
yang kurang mampu makanya mereka ingin menyumbangkan uang tersebut kepada
orang-orang yang lebih membutuhkannya.
Hal ini tentunya sangat mengejutkan karena di India, pernikahan tanpa
pesta merupakan sebuah aib, apalagi untuk orang-orang kaya dan berada. Semakin
besar pesta pernikahan menunjukkan semakin tingginya kasta atau kedudukan suatu
keluarga. Akan tetapi pasutri tersebut tidak takut gengsi dan lebih memilih
pernikahan yang sederhana tanpa pesta besar-besaran dan lebih memilih
menyumbangkan uangnya untuk membantu orang-orang yang kurang mampu.
Seperti itulah kalau kita mau
menjadi pengikut Kristus, tidak harus seekstrim seperti cerita pasutri
tersebut, tapi setidaknya kita harus berani berkorban. Setidaknya kita harus
mengorbankan ego,dendam,dan gengsi kita. Karena untuk dapat mengasihi sesama
manusia kita membutuhkan kerendahan hati. Kita harus mencontoh kerendahan hati
bunda Teresa. Dalam mendapatkan kerendahan hati, bunda Teresa melakukan
beberapa cara sbb :
1.Berbicara sesedikit mungkin
tentang diri sendiri
2.Uruslah persoalan-persoalan
pribadi
3.Hidari rasa ingin tahu yang
berlebihan
4.Terimalah pertentangan dengan
kegembiraan
5.Janganlah memusatkan perhatian
kepada kesalahan orang lain
6.Terimalah hinaan dan caci maki
dengan sabar
7.Terimalah perasaan tak
diperhatikan, diupakan, dan dipandang rendah
8.Mengalah terhadap kehendak orang
lain
9.Terimalah celaan walaupun anda
tidak layak menerimanya
10.Bersikap sopan dan peka,
sekalipun seseorang memancing amarah anda.
11.Janganlah mencoba agar dikagumi
dan dicintai
12.Bersikap mengalah dalam
perbedaan pendapat walaupun anda benar
13.Pilihlah selalu yang tersulit
Akhir kata, semoga tulisan ini
berguna. Amin.
No comments:
Post a Comment